Pages

Kamis, 14 Februari 2013

Teknik Menjual Produk Konvensi


Teknik menjual produk konvensi dapat diakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Teknik menjual secara langsung adalah pihak organizer/producer melakukan invitasi/undangan kepada pihak pengguna jasa konvensi/user dalam bentuk prensentasi/demonstrasi. Dalam melakukan presentasi pihak organizer akan menjelaskan tentang strategi mereka untuk membuat event tersebut menjadi menarik dan sukses, dan juga menarwarkan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti venue yang sesuai dengan tema konvensi tersebut dan dapat memuat peserta konvensi, fasilitas yang ada di venue tersebut, akomodasi untuk para peserta, daily movement/akses kemudahan untuk mencapai lokasi acara, infrastruktur dan atraksi lainnya, Cara penjualan ini disebut dengan “pre-bid fasility visit”. Sedangkan teknik menjual secara tidak langsung adalah pihak organizer terlebih dahulu menyiapkan suatu produk konvensi yang didalamnya terdapat penjelasan tentang venue, akomodasi, restaurant, infrastruktur dan atraksi lainnya, kemudian cara pemasarannya dapat melalui perantara, seperti jasa biro konvensi ataupun menggunakan media dalam mempromosikan produknya.

Perbedaan antara teknik tersebut yaitu teknik menjual secara langsung, dapat menciptakan respon pengguna konvensi/user secara langsung, user akan lebih mendapatkan informasi detail dari pihak organizer dan mempercepat terlaksananya event tersebut. Sedangkan teknik menjual secara tidak langsung, respon yang didapatkan relatif lambat dikarenakan banyaknya pertimbangan yang dilakukan user sebelum memutuskan menggunakan jasa organizer selain itu, user memiliki kesempatan untuk memikirkan secara matang sebelum menggunakan suatu produk konvensi.

Dalam melakukan penjualan secara tidak langsung, dapat menggunakan beberapa media diantaranya:
1.    Mass Media advertising
Organizer menngunakan jasa periklanan untuk memasarkan produk konvensi dengan mengemas dan mendesain sebagus mungkin dan yang yang direncanakan dengan dukungan dari pesan sponsor yang dapat menarik perhatian khalayak seingga dapat mempengaruhi pikiran dan tingkah laku mereka. Media yang digunakan dapat berupa brosur, iklan media cetak, iklan televisi.
2.    Biro konvensi
Oraganizer bekerja sama dengan biro konvensi yang bersifat sebagai perantara untuk memasarkan produk konvensinya kepada user, dengan adanya perjanjian kerja sama sebelumnya.
 3.   Penjualan online
       Produser/organizer memasang iklan di media internet dapat berupa: 
       Bener
Bener merupakan cara promosi penjualan online utama yang umum digunakan dan sangat cocok untuk menjual produk konvensi. mirip seperti brosur dengan gambar atau tulisan animasi yang bisa bergerak, biasanya diletakan pada bagian tertentu pada website
       Email
Hampir semua pengguna internet pasti memiliki akun email pribadil. promosi penjualan dapat langsung dilakukan melalui email marketing secara langsung. pemasaran biasanya mengumpulkan email pelanggan hingga mencapai ribuan dan dengan sekali klik, promosi penjualan dapat langsung diterima dan dibaca oleh pemilik email
       Video
Pengguna internet lebih senang menonton video dibanding membaca artikel. promosi penjualan dapat dilakukan dengan menggunakan video yang diupload pada situs video seperti youtube. 

Adapun perangkat-perangkat atau alat maupun fasilitas yang digunakan apabila terjadi pre-bid facility visit disuatu convention center yaitu convention hall, ball room dan function hall dengan kapasitas yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan tema acara. Selain itu ada fasilitas seperti panggung, sound system, multimedia serta fasilitas keamanan dan pemadam kebakaran, dll.

Senin, 11 Februari 2013

ULASAN: JANGAN JUAL MURAH BALI


Perkembangan kegiatan konvensi, merupakan bagian dari industri pariwisata MICE, yang kini telah berkembang begitu pesat di dunia. Saat ini, Indonesia sudah berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal ini dibuktikan dengan indonesia pernah menjadi salah satu destinasi atau tuan rumah penyelenggaran MICE bertaraf internasinal dan diantara kota-kota di Indonesia, masih mengandalkan Bali sebagai host untuk menyeleggarakan Konvensi. Bali merupakan kota yang sangat prospektif untuk kegiatan MICE, selain namanya sudah mendunia, juga ditunjang dengan akses, akomodasi, objek wisata dan fasilitas yang memadai. pertumbuhan pariwisata Bali yang begitu pesat membuat Bali  menjadi destinasi favourit bagi tourist dunia, begitupun dengan industri konvensi terus berkembang disana sehingga, Bali memiliki nilai jual yang tinggi. 

Untuk dapat menjadi tuan rumah penyelenggara konvensi bertaraf intenasional maka PCO-PCO Indonesia harus memenangkan Biding dengan PCO-PCO dari negara lain. Negara-Negara yang selalu menjadi saingan Indonesia yaitu Korea selatan, Malaysia, Taiwan, Singapura, Tailand. Meskipun Singapura tidak bisa lagi dikatakan sebagai pesaing karena negara tersebut sudah cukup berhasil dalam bidang MICE. Namun ketika melakukan biding Indonesia terkadang kalah dari negara-negara tersebut karena PCO-PCO mereka selalu menawarkan harga-harga dibawah dan selain itu, mereka juga didukung dan di backup oleh Pemerintah meraka.  Jadi, agar PCO-PCO dapat menang dalam melakukan biding, Indonesia tidak perlu menurunkan harga, tetapi diperlukan dukungan pemerintah untuk mensubsidi biaya kegiatan biding. Regulasi dari pemerintah bisa menjadi kunci sukses penyelenggaran MICE.

Selain Bali, Jakarta merupakan salah satu kota destinasi penyelenggaraan konvensi namun lagi-lagi selalu terbentur dengan masalah akses. Oleh karena itu, agar dapat menjadi tuan rumah Kegiatan MICE, hal-hal yang perlu diperhatikan agar menjadi  Destinasi MICE yaitu:
1.      Keamanan
Semua konsumen MICE menginginkan adanya jaminan keamanan, baik dari pemerintah maupun oleh penyelenggara. Dalam setiap event internasional perlu adanya fasilitas pengamanan yang ketat khususnya di venue dan akomodasi.
2.     Harga
Harga yang bersaing dengan fasilitas yang lengkap menjadi salah satu kriteria bagi para konsumen MICE dalam menentukan daerah tujuan kegiatannya. Fasilitas hiburan yang memadai serta fasilitas pendukung diluar kegiatan utama menjadi nilai tambah suatu daerah dalam menarik konsumen MICE.
3.     Kemudahan Akses
Daerah destinasi MICE membutuhkan fasilitas aksesibilitas dan transfer baik dari darat, laut maupun udara. Transportasi yang mudah aman, efisien dan bebas hambatan mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau kawasan tersebut.
4.     Fasilitas Terpelihara
Fasilitas yang terjaga dengan baik pada venue pelaksanaan MICE akan membuat konsumen MICE nyaman untuk tinggal lebih lama. Berbagai fasilitas yang disediakan pada venue dengan standar internasional, resort kelas dunia dan tempat hiburan yang menarik.
5.     Infrastruktur
Dalam penyelenggaraan event internasional, dibutuhkan fasilitas infrastruktur langsung seperti venue meeting dan konvensi yang berstandar internasional dengan jumlah kapasitas yang memadai serta terintegrasi dengan hotel dan tempat hiburan. Infrastruktur pendukung bagi para konsumen untuk menuju ke venue penyelenggaraan sangat penting. Selain mudah untuk di akses, infrastruktur berstandar internasional sangat diperlukan diantaranya, bandara yang mampu menampung pesawat besar dan adanya jalur langsung ke kota internasional.
6.     Atraksi waktu senggang
Program hiburan selama penyelenggaraan kegiatan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen MICE. Untuk mengilangkan kejenuhan mengikuti acara, pada umumnya diselingi dengan kegiatan hiburan, diantaranya pertunjukan seni dan budaya maupun mengunjungi objek wisata.
7.     Bahasa
Untuk mempermudah para konsumen MICE dalam mengikuti agenda kegiatannya, maka perlu adanya tourism hospitality and MICE staff yang bisa berbahasa asing. Tergantung dengan asal konsumen MICE tersebut. Penyedia jasa MICE sudah seharusnya menyediakan profesional yang mampu berbahasa asing.